Penjelasan Ahli Virus. Youtube/The Hermansyah A6 ©2020 Merdeka.com
Merdeka.com - Merebaknya virus Corona Covid-19 di Indonesia, menciptakan kepanikan tersendiri bagi sebagian masyarakat. Virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China pada akhir tahun lalu, dengan cepat menyebar dan menjangkiti lebih dari 170 negara.
Pada Senin (2/3), Indonesia mengumumkan kasus pertama virus Corona yang telah menginfeksi seorang ibu dan dua orang anak di Depok, Jawa Barat. Sejak saat itulah, jumlah kasus pasien virus Corona di Indonesia terus bertambah hingga hari ini.
Saat ini, pemerintah sedang berupaya keras memutus rantai penyebaran virus COVID-19 dengan mengeluarkan aturan Social Distancing.
Lantas, seperti apa sebenarnya bentuk dari virus COVID-19 yang cukup membahayakan ini? Berikut penjelasannya:
Virus Corona COVID-19 Hanya Menjangkiti Manusia Bukan Hewan
Youtube/The Hermansyah A6 2020 Merdeka.com
Dalam video yang diunggah di kanal Youtube The Hermansyah A6, seorang Ahli Virus yakni Drh. Moh Indro Cahyono mencoba menjelaskan skema COVID-19. Virus yang kini tengah meresahkan masyarakat.
Dinamakan COVID-19 (Corona Covid Disease-19) yang berarti virus yang mulai di akhir tahun 2019. Indro menjelaskan, jika sebenarnya ada banyak sekali spesies virus Corona di dunia. Namun, dari berbagai jenis virus Corona dibagi lagi menjadi dua, ada yang khusus untuk hewan dan ada yang khusus untuk manusia.
"Kalau COVID-19 hanya untuk manusia tidak ada hubungannya dengan hewan, sehingga dia tidak bisa menular ke hewan atau sebaliknya," jelas Indro.
Lapisan Virus Corona
Youtube/The Hermansyah A6 2020 Merdeka.com
Dalam video tersebut, Indro juga menggambarkan skema bentuk virus Corona dan menjelaskan setiap lapisan dari virus tersebut.
Indro menggambarkan bentuk virus tersebut seperti balon yang ada semacam duri di luarnya. Dimulai dari bagian terdalam terdapat RNA sebagai materi genetiknya, kemudian ada protein membran, lalu dilapisi dengan protein amplop atau selubungnya, dan tonjolan semacam duri yang disebut dengan materi Spike.
Di ujung protein Spike sendiri terdapat protein RBD (Receptor-Binding-Domain) protein RBD inilah yang menentukan corona virus ini bisa menempel di manusia atau hewan. Untuk jenis Virus Corona COVID-19 sendiri, protein RBD-nya hanya bisa menjangkiti manusia saja.
Lapisan Virus Mudah Hancur
Youtube/The Hermansyah A6 2020 Merdeka.com
Indro menjelaskan, jika lapisan terluar berupa selubung dan tonjolannya tersusun dari Glycoprotein dan Protein. Yang mana, material ini akan mudah hancur jika dibasmi dengan cairan seperti pelarut lemak, sabun, deterjen, pembersih lantai, dan sebagainya.
"Pakai barang-barang yang biasa kita gunakan untuk membersihkan rumah, itu mereka akan hancur. Bahkan paka pemutih pakaian pun bisa."
"Pemutih pakaian satu bagian, kita tambahkan air 9 bagian dicampur jadi satu. Kalau ada orang bersin di mana semprotin di situ dalam waktu 3 menit hancur virusnya. Itu penelitian saya," tambah Indro.
Kelemahan Virus Corona
Indro mengatakan jika kita tidak perlu terlalu paranoid dulu dengan virus ini. Ia menambahkan jika virus ini memiliki kelemahan sangat mudah hancur dengan bahan-bahan seperti sabun dan sebagainya.
Kelebihan Virus Corona
Youtube/The Hermansyah A6 2020 Merdeka.com
Jika kelemahan dari virus ini adalah mudah dihancurkan dengan cairan pembersih, Indro mengatakan kelebihan dari virus ini ialah sangat mudah menyebar.
"Kelebihannya dia sangat gampang nyebar," kata Indro.
Yang Terjadi jika Virus Tersebut Masuk ke Tubuh
Indro mencoba menjelaskan dengan menggunakan grafik dan juga tabel hari untuk menjelaskan apa yang terjadi pada tubuh manusia jika virus tersebut masuk ke dalam tubuh sejak hari pertama.
"Hari pertama yang terjadi akan bersin karena virus masuk dan tubuh kita akan berusaha mengeluarkan lewat bersin, lalu hari kedua akan pilek karena tubuh akan mengeluarkan lendir untuk nge-trap virusnya agar bisa dikeluarkan," tuturnya.
Kalau virusnya masih ada lagi, maka kita akan mengalami demam di hari ke 3 sampai 6. Nah sekarang, pada hari 1-6 kita kemasukan virus tapi kita belum punya antibodi. Makanya, kita sakit.
Di tubuh kita ada yang namanya sel memori, setelah masuk 7 hari tubuh kita akan mengeluarkan antibodi. Yang bisa melawan virus itu hanyalah antibodi. "Dia akan menempel di virus sehingga virusnya tidak bisa menempel di saluran pernapasan," jelas Indro.
Antibodi Keluar di Hari ke-7
Indro mengatakan, jika yang bisa melawan virus di dalam tubuh kita hanyalah antibodi. Namun, antibodi tersebut baru akan keluar di hari ke-7 setelah seseorang terjangkit virus tersebut.
"Nanti begitu dia akan naik produksinya terus (antibodi) sampai hari ke-14 puncaknya, maka yang terjadi saat dia ada di puncak antibodi akan menghabisi semua virusnya jadi virusnya habis," imbuhnya.
Youtube/The Hermansyah A6 2020 Merdeka.com
Jadi, di hari-14 itu biasanya virusnya sudah mulai negatif. Kemudian antibodi tersebut akan turun karena virus sudah habis. Dan di hari ke-21 posisinya dia sembuh dimana virus negatif antibodi negatif," jelas Indro.
"Positif, negatif itu adalah proses, tidak ada yang perlu ditakutkan dari status positif," tambahnya.
Yang Terjadi Bila Tubuh Terinfeksi Lagi
Youtube/The Hermansyah A6 2020 Merdeka.com
Indro pun menjelaskan, apa yang akan terjadi jika tubuh yang pernah terjangkit virus ini setelah sembuh akan terjangkit kembali.
"Dan nanti kalau kita kena lagi, karena sel memorinya sudah ada kita tidak perlu nunggu 7 hari. Dalam waktu 24 jam dia akan keluar sendiri (antibodi)," katanya.
Nah itu lah prinsip dasar vaksinasi, itu sebabnya kita di vaksin cacar cuma sekali bukan setiap bulan," terang Indro.
Mengapa COVID-19 Bisa Menyebabkan Seseorang Meninggal?
Meski Indro telah menjelaskan jika virus tersebut akan dilawan sendiri oleh antibodi yang kita punya, namun virus ini juga cukup mengancam nyawa seseorang jika pasien tersebut berada di kelompok pasien risiko tinggi.
"Jadi kelompok risiko tinggi itu apa, yang umurnya sudah lanjut kalau ini kita lihat dari statistik ya. Memang yang usianya lanjut, dia akan lebih rentan dari COVID-19. Tapi itupun tidak semua hanya sekitar 28% dari semua," imbuhnya.
"Kenapa usia lanjut? Karena dia sistem pernapasannya kan sudah tidak terlalu bagus kemudian dia sudah agak sulit buat mengembangkan antibodi karena sudah lanjut kan," kata Indro.
Selain pasien yang berusia lanjut, kelompok pasien berisiko tinggi juga termasuk orang yang memiliki riwayat gangguan ISPA (infeksi saluran pernapasan).
Yang Harus Dilakukan Pasien Kelompok Risiko Tinggi
Indro mengatakan, bagi semua pasien khususnya pasien dengan risiko tinggi untuk selalu menjaga kesehatan dan menghindari kontak dengan orang lain.
"Karena kita tahu resiko kita tinggi (bagi pasien risiko tinggi) jangan keluar mending di rumah saja sampai nanti selesai," kata Indro.
Imbauan dari Drh. Moh Indro Cahyono
Di akhir video, Indro mengingatkan jika penyakit selalu ada di dua tempat yakni di dalam tubuh dan di luar tubuh. Untuk itu, penting bagi kita semua untuk menjaga pola hidup bersih dan menjaga kesehatan.
"Menjaga kebersihan yang di dalam tubuh kita naikkan antibodi kita dengan minum vitamin C, vitamin E, makan yang banyak, dan dijaga jangan sampai dehidrasi, dan untuk kelompok pasien risiko tinggi harus tetap di rumah," tutup Indro.
Cara Mencegah Virus Corona
Melansir dari Kemenkes mengenai hal-hal penting yang seharusnya mulai dibiasakan sebagai bentuk pencegahan virus corona atau COVID-19.
- Sering mencuci tangan menggunakan sabun. Selain itu tambahan dari WHO, dapat pula dengan disterilkan menggunakan air berbasis alkohol.
- Menggunakan masker ketika flu, batuk, dan pilek. Tutuplah hidung dan mulut menggunakan tisu ketika bersin, lalu membuangnya dan segera cuci tangan.
- Mengonsumsi gizi seimbang, dengan memperbanyak sayur dan buah. Pastikan seluruh bahan mentah yang akan dimakan, telah dicuci bersih.
- Berhati-hatilah kontak dengan hewan. Segera mencuci tangan setelah bersentuhan dengan binatang jenis apapun.
- Rajin berolahraga dan istirahat yang cukup. Disiplin waktu terhadap tubuh Anda, supaya tidak terlalu lelah dan tetap fit.
- Hindari konsumsi daging yang tidak dimasak, jika berkeinginan makan daging, harus yang benar-benar matang.
- Apabila menderita batuk, pilek, dan sesak napas, segeralah menuju fasilitas kesehatan
0 comments: