Metode utama pengorbanan adalah memotong dada dan menghilangkan jantung, dan itu akan dilakukan oleh seorang imam yang disebut nacom, dan asisten yang disebut chacs akan menahan korban.
Jika pengorbanan dilakukan di atas piramida, mayat itu kemudian akan dilempar ke bawah tangga. Selain anak-anak, budak, tawanan perang, dan bahkan rata-rata orang dewasa Maya bisa menjadi korban yang dipersembahkan untuk pengorbanan.
Diego de Landa, salah satu penulis sejarah Maya yang paling terkenal, menyaksikan pengorbanan manusia. Para korban dicat biru dan kemudian menaiki tangga piramida untuk ritual. Selain menghilangkan jantung para korban, pengorbanan juga termasuk menenggelamkan, memukul, dan menembak korban dengan panah.
Bangsa Maya kuno memiliki beberapa modifikasi tubuh yang cukup ekstrim. Baik pria maupun wanita akan memiliki tato. Namun, prosesnya dikatakan sangat menyakitkan, sehingga hanya "yang paling berani" dari bangsa Maya yang akan mendapatkannya.
Desain pertama kali dilukis, dan kemudian dipotong. Luka akan ditutup dengan cat. Pria tidak akan ditato sampai setelah menikah dan wanita akan mendapatkan tato bagian atas tubuh mereka tapi menghindari payudara mereka.
Bangsa Maya menusuk tubuh mereka tidak hanya untuk tujuan kecantikan, tetapi juga sebagai korban pertumpahan darah kepada para dewa. Mereka menusuk telinga, alat kelamin, dan lidah mereka dengan duri tanaman atau duri ikan pari. Mereka kemudian menaruh darah itu di selembar kertas dan membakarnya sebagai persembahan kepada para dewa.
Mereka juga ditindik untuk keperluan kecantikan. Bangsa Maya adalah pembuat perhiasan utama, dan pria dan wanita menindik bibir, hidung, dan telinga mereka. Hanya laki-laki yang memakai sumbat hidung dan bibir.
5. Main bola hingga meninggal
Bangsa Maya memainkan permainan yang disebut pok a tok, sebuah permainan bola yang mereka warisi dari Olmec. Permainan terdiri dari bola karet 4,5 kg dengan tim satu hingga empat orang.
Mirip dengan bola voli, bola harus terus bergerak dan melewati garis. Namun, para pemain tidak boleh menggunakan tangan mereka, dan mereka harus memukul bola dari bagian tengah dan pinggul mereka.
Lapangan pok a tok terbesar ditemukan di kota Maya Chichen Itza, berukuran sekitar 96 m dan lebar 29 m. Kemudian, Maya menambahkan cincin ke dinding di sekitar lapangan bola, jika bola dilewatkan melalui salah satu cincin, permainan berakhir.
Permainan itu brutal. Terkadang pemain akan mati setelah terkena bola dan menderita pendarahan internal. Tawanan juga dipaksa untuk bermain, dan tim yang kalah akan ditawari untuk pengorbanan ritual.
6. Menjepit kepala agar anak-anak lebih cantik dan tampan
Seperti banyak peradaban kuno lainnya, bangsa Maya mempraktikkan jepitan kepala. Bangsa Maya menganggap tengkorak yang memanjang, dahi yang rata, dan mata yang sedikit juling menjadi standar kecantikan.
Bagi orang Maya, penampilan ini menyerupai telinga jagung, yang darinya mereka percaya manusia diciptakan. Mereka memiliki beberapa metode untuk mencapai tampilan ini. Namun, untuk memulainya, mereka akan menjepit kepala bayi yang lentur di antara dua papan kayu untuk waktu yang lama.
7. Punya style rambut unik dan rumit
Bangsa Maya mengerahkan banyak energi untuk penampilan mereka, terutama rambut mereka.
Baca Juga:
Pria dan wanita sama-sama menumbuhkan rambut hitam mereka yang tebal panjang dan biasanya menariknya dengan kuncir kuda untuk menekankan panjang dahi.
Para lelaki mencukur rambut di sisi kepala tetapi meninggalkan rambut panjang di tengah. Para pria juga membakar rambut di garis rambut untuk memberikan tampilan garis yang lebih drastis.
Wanita mengepang rambut, kadang-kadang menjalinnya dengan pita. Kelas elit mengenakan hiasan kepala yang rumit, yang terdiri dari kulit binatang, batu giok, dan bahan berharga lainnya.
(Nieko Septi Octaviana/Intisari Online)
0 comments: