Jakarta -
Pada beberapa pekan awal virus Corona merebak di China, muncul citra satelit yang menggambarkan bagaimana tingkat polusi udara di Wuhan dan beberapa kota negara tersebut mengalami penurunan signifikan.
Foto ini adalah hasil jepretan NASA yang menggambarkan menurunnya tingkat polusi di China pada dua bulan pertama 2020. Salah satu yang mengalami penurunan besar adalah kandungan nitrogen dioksida.
Kondisi serupa kemudian ditemui di Italia. Sejak pemerintah negara tersebut memberlakukan lockdown nasional pada awal Maret, perubahan besar terjadi pada kualitas udara. Sama seperti di China, kadar nitrogen dioksida di atas langit Italia drop dalam periode lockdown.
Foto di atas diambil oleh European Space Agency pada dua periode yakni Februari dan Maret. Kondisi udara di Italia dilaporkan terus membaik karena lockdown masih diberlakukan.
Di seluruh Eropa fenomena serupa terjadi. Paris mengalami penurunan kadar nitrogen dioksida sebesar 54%, Madrid drop 48%, sedangkan Roma dan Milan masing-masing turun 49% dan 47%.
Masih dari Italia, pada awal Maret beredar foto-foto kondisi Venesia di mana air yang mengalir pada kanal-kanal kota tersebut kini jernih. Sementara beberapa binatang air kabarnya mulai terlihat melakukan aktivitas yang tak pernah terlihat sebelumnya.
Melompat ke India, warga salah satu provinsi di negara tersebut kini bisa melihat dengan mata sendiri keindahan Pegunungan Himalaya. Kadar polusi yang menurun membuat langit menjadi lebih cerah dan jarak pandang bertambah. Alhasil Pegunungan Himalaya yang berjarak ribuah kilometer bisa terlihat.
Kabar lain adalah kondisi lapisan ozon yang juga terus menbaik, demikian hasil penelitian yang dipublikasikan di jurnal Nature. Untuk kali pertama sejak ditemukan adanya kebocoran, kondisi ozon dalam beberapa waktu terakhir terus membaik. Beberapa ilmuan malah menyebut ozon akan mampu memperbaiki dirinya sendiri dan terus menutup.
Pandemi virus Corona memaksa manusia menurunkan beragam aktivitasnya nyaris di seluruh dunia. Ini memberi dampak positif pada planet bumi yang menunjukkan tanda-tanda membaik.
Banyak negara di dunia menerapkan lockdown untuk meredam penularan virus corona. Awal April ini euronews melaporkan kalau setidaknya ada 3,9 miliar manusia di dunia saat ini (nyaris separuh populasi) menjalani lockdown akibat COVID-19.
Virus corona membuat manusia tak lagi bisa melakukan aktivitas seperti sebelumnya. Jutaan kendaraan di dunia terparkir dan ribuan pabrik berhenti beroperasi. Ini membuat polusi mengalami penurunan untuk kali pertama dalam beberapa dekade terakhir. Disadari atau tidak, kondisi alam planet bumi kini membaik.
Banyak negara di dunia menerapkan lockdown untuk meredam penularan virus corona. Awal April ini euronews melaporkan kalau setidaknya ada 3,9 miliar manusia di dunia saat ini (nyaris separuh populasi) menjalani lockdown akibat COVID-19.
Virus corona membuat manusia tak lagi bisa melakukan aktivitas seperti sebelumnya. Jutaan kendaraan di dunia terparkir dan ribuan pabrik berhenti beroperasi. Ini membuat polusi mengalami penurunan untuk kali pertama dalam beberapa dekade terakhir. Disadari atau tidak, kondisi alam planet bumi kini membaik.
Pada beberapa pekan awal virus Corona merebak di China, muncul citra satelit yang menggambarkan bagaimana tingkat polusi udara di Wuhan dan beberapa kota negara tersebut mengalami penurunan signifikan.
Polusi China Turun akibat lockdown (Foto: NASA)
|
Foto ini adalah hasil jepretan NASA yang menggambarkan menurunnya tingkat polusi di China pada dua bulan pertama 2020. Salah satu yang mengalami penurunan besar adalah kandungan nitrogen dioksida.
Kondisi serupa kemudian ditemui di Italia. Sejak pemerintah negara tersebut memberlakukan lockdown nasional pada awal Maret, perubahan besar terjadi pada kualitas udara. Sama seperti di China, kadar nitrogen dioksida di atas langit Italia drop dalam periode lockdown.
Langit Italia setelah lockdown Foto: European Space Agency
|
Foto di atas diambil oleh European Space Agency pada dua periode yakni Februari dan Maret. Kondisi udara di Italia dilaporkan terus membaik karena lockdown masih diberlakukan.
Di seluruh Eropa fenomena serupa terjadi. Paris mengalami penurunan kadar nitrogen dioksida sebesar 54%, Madrid drop 48%, sedangkan Roma dan Milan masing-masing turun 49% dan 47%.
Langit Eropa setelah lockdown Foto: European Space Agency
|
Masih dari Italia, pada awal Maret beredar foto-foto kondisi Venesia di mana air yang mengalir pada kanal-kanal kota tersebut kini jernih. Sementara beberapa binatang air kabarnya mulai terlihat melakukan aktivitas yang tak pernah terlihat sebelumnya.
Kota Venezia Italia (Irfan Padli/TRANS7) Foto: Kota Venezia Italia (Irfan Padli/TRANS7)
|
Melompat ke India, warga salah satu provinsi di negara tersebut kini bisa melihat dengan mata sendiri keindahan Pegunungan Himalaya. Kadar polusi yang menurun membuat langit menjadi lebih cerah dan jarak pandang bertambah. Alhasil Pegunungan Himalaya yang berjarak ribuah kilometer bisa terlihat.
What nature really is and how we screwed it up.
This is Dhauladhar mountain range of Himachal, visible after 30 yrs, from Jalandhar (Punjab) after pollution drops to its lowest level. This is approx. 200 km away straight. #Lockdown21 #MotherNature #Global healing.
Kabar lain adalah kondisi lapisan ozon yang juga terus menbaik, demikian hasil penelitian yang dipublikasikan di jurnal Nature. Untuk kali pertama sejak ditemukan adanya kebocoran, kondisi ozon dalam beberapa waktu terakhir terus membaik. Beberapa ilmuan malah menyebut ozon akan mampu memperbaiki dirinya sendiri dan terus menutup.
Lubang Ozon terus mengecil Foto: NASA
|
Pada banyak belahan dunia lain, kondisi alam yang berubah drastis akibat lockdown pandemi Corona juga hangat diperbincangkan. Selain laut dan danau yang lebih bersih, langit biru terang juga tampak di banyak lokasi di dunia.
0 comments: