Mama Tangkas - Presiden Prancis Emmanuel Macron (AP/Phillipe Wojazer)
Prancis telah setuju untuk mengembalikan duta besarnya untuk Amerika Serikat minggu depan. Keputusan itu diambil setelah Presiden Prancis Emmanual Macron berkomunikasi dengan Presiden AS Joe Biden melalui telepon.
Dilansir dari Al Jazeera, pemimpin kedua negara juga sepakat untuk meningkatkan hubungan, dengan menggelar pertemuan pada akhir Oktober di Eropa.
"Kedua pemimpin telah memutuskan untuk membuka proses konsultasi mendalam, yang bertujuan untuk menciptakan kondisi untuk memastikan kepercayaan dan mengusulkan langkah-langkah konkret menuju tujuan bersama," kata pernyataan bersama dari kedua negara.
Niat kedua negara untuk meningkatkan hubungan
Beberapa hari yang lalu, Prancis menarik duta besarnya untuk AS dan Australia sebagai hasil dari Pakta Aukus, kemitraan kerjasama AS-Inggris-Australia yang membuat Canberra membatalkan pesanan kapal selam dari Paris senilai US$40 miliar.
Pakta Aukus diluncurkan sebagai upaya tiga negara untuk membendung agresivitas China di kawasan Indo-Pasifik. Namun, kerja sama itu dikritik karena tidak mengakomodasi perwakilan UE.
Koresponden Al Jazeera di Paris, Natacha Butler, memaknai percakapan telepon Rabu (22/9/2021) sebagai niat kedua negara untuk maju.
"Yang jelas, dari panggilan telepon ini baik Macron dan Biden, mereka tahu bahwa AS dan Prancis memiliki kepentingan bersama untuk meningkatkan hubungan dan membangun kembali sebagian dari kepercayaan itu," kata Butler.
"Tentu saja, itu tidak berarti menghilangkan kesalahan Prancis untuk sementara waktu," tambahnya.
AS mengatakan Eropa dan Prancis memiliki peran strategis di Indo-Pasifik
Dalam pernyataan bersama, Biden juga menyebutkan bahwa Prancis dan Eropa memiliki peran strategis di kawasan Indo-Pasifik.
"Kedua pemimpin sepakat bahwa situasi akan diuntungkan dari konsultasi terbuka di antara sekutu, mengenai hal-hal yang menjadi kepentingan strategis bagi Prancis dan mitra Eropa kami," kata pernyataan itu.
"Presiden Biden menyampaikan komitmennya yang berkelanjutan dalam hal itu," lanjut pernyataan itu.
Juru bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan nada antara kedua pemimpin sangat ramah selama panggilan 30 menit mereka.
Uni Eropa juga kecewa dengan Pakta Aukus
Sebelumnya, Selasa (21/9/2021), Jerman bergabung dengan jajaran Prancis mengecam Pakta Aukus. Jerman sangat marah karena kemitraan keamanan dinegosiasikan secara rahasia.
Sebagai protes dari Uni Eropa (UE), para duta besarnya untuk AS menunda persiapan pertemuan dewan perdagangan dan teknologi pada 29 September, pertemuan yang dipandang sebagai kemajuan besar dalam aliansi transatlantik.
"Salah satu negara anggota kami telah diperlakukan dengan cara yang tidak dapat diterima, jadi kami perlu tahu apa yang terjadi dan mengapa," kata Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen untuk membela Prancis.
Menteri Urusan Eropa Jerman, Michael Roth, menyarankan agar UE dan AS dapat berbicara satu sama lain dan menyelesaikan perbedaan.
"Kita semua perlu duduk di meja (yang sama), kepercayaan yang hilang harus dibangun kembali, dan ini jelas tidak akan mudah. Tapi kami ingin memberikan kontribusi yang konstruktif," kata Roth.
0 comments: