Seorang sukarelawan uji coba vaksin COVID-19 AstraZeneca telah meninggal dunia di Brasil. mengacu pada hal tersebut, Netty Prasetiyani Aher selaku anggota Komisi IX DPR RI meminta untuk proses pengadaan vaksin Corona di Indonesia harus dibuat secara transparan.
"Semua prosesnya harus transparan. Kalau dikatakan sudah dilakukan uji klinis fase 3 di beberapa negara dan sudah ada izin penggunaan darurat (emergency use authorization) maka harus ditunjukkan hasil datanya agar mampu menjawab kekhawatiran masyarakat," ucap Netty kepada wartawan pada Kamis (22/10/2020).
Menurut Netty kini publik mulai mengkhawatirkan mengenai keamanan dari vaksin Corona. Dia pun juga meminta agar pemerintah untuk tidak memberikan vaksin yang masih setengah jadi kepada masyarakat.
"Karena saat ini di masyarakat isunya menjadi liar aman atau tidaknya vaksin ini? Jangan sampai vaksin yang diberikan masih setengah jadi, ini akan membahayakan penduduk," ucap Netty.
Sementara, Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI ini juga tengah menyoroti mengenai penggunaan anggaran dalam pengadaan vaksin Corona. Netty telah mendesak pemerintah untuk memberikan informasi yang detail mengenai harga vaksin.
"Berapa harga vaksinnya, berapa yang harus dibayar masyarakat dan kelompok masyarakat mana yang digratiskan ini harus jelas. Pemerintah berkewajiban untuk melaporkan secara reguler dan detil. Dan sepantasnya pengadaan vaksin ini semata-mata untuk melindungi rakyat dari pandemi COVID-19 dan bukan untuk dijadikan proyek oleh orang-orang yang punya kepentingan" imbuhnya.
Netty mengingatkan agar pemerintah harus tetap mengetatkan protokol kesehatan bagi masyarakat meskipun sudah apabila sudah diberlakukannya vaksinasi massal. Dia menyebutkan vaksin bukan penanda bahwa pandemi virus Corona telah berakhir.
"Harus ada edukasi yang turun langsung ke masyarakat bahwa vaksinasi tidak berarti bebas COVID-19, pemerintah harus mampu mengantisipasi euforia masyarakat. Penerapan protokol kesehatan tetap harus diperketat, jangan sampai gara-gara euforia vaksin ini kebiasaan 3M dan 3T menjadi ambyar," ujar Netty.
Seperti yang diberitakan, seorang relawan uji klinis vaksin COVID-19 AstraZeneca di Brasil telah meninggal dunia, berdasarkan keterangan para pejabat Rabu (21/10). Dilansir dari The Guardian, relawan yang telah meninggal dilaporkan bernama Dr Joao Pedro Feitosa. Dia merupakan petugas medis yang telah berusia 28 tahun dimana dia sedang merawat pasien COVID-19.
Surat kabar Brasil O Globo, melaporkan bahwa relawan tersebut telah diberi plasebo, bukan vaksin COVID-19 eksperimental. Uji klinis vaksin yang dikembangkan oleh AstraZeneca bersama Universitas Oxford itu pun disebut akan tetap dilanjutkan.
Terkait dengan pengadaan vaksin di Tanah Air, Retno Marsudi selaku Menteri Luar Negeri (Menlu) bersama dengan Erick Thohir selaku Menteri BUMN telah melakukan kunjungan ke Inggris. Setelah melakukan sejumlah pertemuan, Retno mengatakan bahwa AstraZeneca akan memberikan penyediaan vaksin sebanyak 100 juta kepada Indonesia di tahun 2021.
"Pertemuan dengan jajaran pimpinan AstraZeneca telah berjalan dengan baik. Indonesia telah menyampaikan permintaan penyediaan vaksin sebesar 100 juta untuk tahun 2021," ucap Retno dalam telekonfrensi pada Rabu (14/10).
Tak hanya AstraZeneca saja, pemerintah juga telah menyebutkan pada akhir tahun ini akan ada tiga juta vaksin Sinovac yang bakal masuk ke RI. Sebelum memberikan imunisasi kepada masyarakat, pemerintah akan memastikan tentang keamanannya terlebih dahulu.
"Jadi ada 3 juta vaksin. Jadi ini diharapkan tentu masih ada sertifikasi yang diperlukan yaitu dari BPOM. BPOM sudah mengirim timnya ke pabriknya Sinovac dan ada sebagian yang diproduksi di Bio Farma tentu cara pembuatan obat yang baik itu harus disertifikasi," ucap Airlangga Hartarto selaku Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) dalam talk show yang digelar oleh BNPB Indonesia, Kamis (22/10).
MAMATANGKAS BOLATANGKAS TERBESAR DAN TERPERCAYA DI INDONESIA
0 comments: