Mama Tangkas - Ahmad Massoud , putra pahlawan perlawanan anti-Soviet yang terbunuh, Ahmad Shah Massoud, berbicara selama wawancara di ru...

Berikut Profil Pemimpin Gerakan Anti-Taliban di Lembah Panjshir Ahmad Massoud

 

Mama Tangkas - Ahmad Massoud, putra pahlawan perlawanan anti-Soviet yang terbunuh, Ahmad Shah Massoud, berbicara selama wawancara di rumahnya di Bazarak, provinsi Panjshir Afghanistan 5 September 2019. Ahmad Massoud mengklaim anggota militer Afghanistan termasuk beberapa dari unit elit Pasukan Khusus telah bergabung dengannya untuk melawan Taliban. REUTERS


Pemimpin gerakan anti-Taliban di Lembah Panjshir, Ahmad Massoud, akhirnya menyatakan menerima segala bentuk perundingan damai dengan Taliban pada Minggu (5/9/2021). Taliban mengklaim telah menguasai wilayah yang merupakan kubu oposisi Front Perlawanan Nasional (NRF), setelah beberapa hari pertempuran sengit.


Sejalan dengan fakta bahwa mayoritas Afghanistan ditaklukkan oleh Taliban, termasuk Kabul, Ahmad Massoud memindahkan NRF ke Lembah Panjshir, dikutip dari Foreign Policy. Koalisi anti-Taliban ini adalah satu-satunya pemberontakan bersenjata yang paling efektif melawan Taliban.


Nama Ahmad Massoud mulai dikenal publik karena kemiripan wajahnya dengan ayahnya, pahlawan nasional Afganistan atau Sang Singa Panjshir, yakni Ahmad Shah Massoud. Ahmad Massoud lahir di Afghanistan utara pada tahun 1989, ketika Uni Soviet mulai menarik diri.


Ia dilahirkan dalam keluarga legendaris, dengan seorang ayah yang merupakan tokoh terkemuka dalam perjuangan melawan Soviet dan Taliban. Hal itu juga membuatnya terpanggil untuk melanjutkan estafet perlawanan.


Berikut adalah profil anak singa Panjshir, harapan terakhir gerakan anti-Taliban di Afghanistan.


Menerima pelatihan akademi militer di Inggris


Siapa sangka sebelum mendapatkan gelar master dari City University of London, Ahmad Massoud telah ditempa di akademi militer. Setelah lulus sekolah di Iran, Massoud pindah ke Inggris dan langsung mendaftar sebagai kadet di Royal Sandhurst Military Academy pada tahun 2012.


Setelah lulus dari Akademi Militer, Massoud melanjutkan studinya untuk mendapatkan gelar master di City University of London, jurusan politik internasional.


Kembali ke Afghanistan sejak 2016


Tepat setelah lulus dari City University of London, Massoud yang mulai dikenal luas oleh masyarakat Afghanistan memutuskan untuk kembali ke negaranya. Pada 2016, Massoud tiba di Afghanistan dan langsung beradaptasi dengan budaya lokal meski sudah puluhan tahun tidak kembali ke tanah air, seperti dilansir France24.


Beberapa tahun kemudian, Massoud mendirikan NRF pada 2019. Kelompok tersebut dibentuk sebagai tanggapan atas melemahnya kekuatan pemerintah dan militer Afghanistan melawan Taliban. NRF kemudian mempelopori perlawanan anti-Taliban terakhir yang dimiliki Afghanistan.


Terus mempertahankan Lembah Panjshir seperti ayahnya


Jatuhnya ibu kota Afghanistan, Kabul, pada 15 Agustus 2021, menjadi peringatan keras yang harus dihadapi Ahmad Massoud dan NRF. Kekalahan pemerintah Afghanistan melawan Taliban membuat Massoud mundur ke Lembah Panjshir untuk memperkuat dan memberikan perlawanan terakhir terhadap Taliban di sana.


Reuters melaporkan bahwa Lembah Panjshir adalah salah satu daerah yang paling sulit ditaklukkan oleh Uni Soviet selama invasinya. Inilah yang dirasakan Taliban ketika Perang Saudara Afghanistan berkecamuk. Keberhasilan ayah Massoud, Ahmad Shah Massoud, dan para pejuangnya dalam mempertahankan Lembah Panjshir meyakinkan Massoud untuk melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan ayahnya.

0 comments: